Home » » BUKAN PERJUMPAAN BIASA

BUKAN PERJUMPAAN BIASA

Bukan Perjumpaan Biasa
Sebenarnya ini perjumpaan biasa, tapi entah kenapa aku ingin menyebutnya sebagai bukan perjumpaan biasa. Karena semua berawal dari tulisan.
Sabtu, 18 Februari 2017 kami bertemu setelah sebelumnya sempat komunikasi via facebook.
Aku mengenal Reza dari temanku, Fauzi. Mereka berteman dalam organisasi. Aku dan Fauzi sering ngopi bareng, kadang di Warkop Sahabat, Warkop Timur Tengah, dan Warkop Alam Gemilang.
Reza cerita pernah membaca beberapa catatanku di facebook, terutama yang menyangkut Karimunting. Kulihat profilnya dia pernah sekolah di MTs YPPU Karimunting. Tempat dimana aku juga pernah sekolah di sana. Berarti kami satu kampung, dan satu almamater. Aku alumni 90-an, dia alumni 2000-an.
Setelah janjian siangnya, maka sekitar jam 8 malam kami bertemu di Warkop Timur Tengah. Reza bersama temannya, panggilannya Beben. Rupanya dia juga bukan orang jauh. Dia berasal dari Sungai Ambawang Kubu Raya, menikah dengan perempuan Karimunting yang ternyata cucu dari (alm.) Mbah Marna. Sedangkan Mbah Marna merupakan adik dari nenekku, (almh.) Mbah Fatimah.
Kami cerita tentang banyak hal. Tentang masa kecil di Karimunting. Tentang guru, tentang tetangga, tentang kawan-kawan, dan tentu tentang Karimunting. Desa di pesisir Bengkayang yang suasana alamnya pematang mirip Belitung, Bumi Laskar Pelangi itu.
Karimunting memang terlalu manis untuk dilupakan. Wajah tulus guru-guruku. Tawa riang teman-temanku. Deburan ombak di tepi pantai. Semilir angin di kala sore. Klakson mobil di jalan raya. Iring-iringan anak muda bersepeda berangkat sekolah. Guyuran hujan di musim durian. Suara pungguk di bulan purnama. Desiran air sungai saat dilalui kayu rakit. Bahkan bunyi kelapa jatuhpun mengingatkanku pada Karimunting. Bagiku Karimunting bukan sekedar kenangan masa lalu, tapi juga masa kini dan masa yang akan datang. Karimunting memang sering hadir dalam mimpiku. Sampai saat ini. Karimunting tumpah darahku.
Empat tahun lalu, saat aku bekerja di Kota Singkawang. Hari itu persis tanggal lahirku. Aku naik bis antarkota dari Singkawang ke Karimunting. Duduk di pasar. Menumpahkan kerinduan. Dan kembali lagi ke Singkawang.
Karimunting. Di sana tempat lahir beta. Tembuniku ditanam di sana.
Masihkah buahmu yang manis itu?

#Penulis Subro

0 comments:

Post a Comment

Sudahkah Anda Sholat !!!

Karimunting. Powered by Blogger.